Sejarah dan Budaya adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dapat memberikan hasil atau pengetahuan yang telah terjadi untuk kelangsungan hidup mendatang.
Seringkali dua suku kata ini disalah artikan bahkan dibuat menjadi satu karakteristik kelompok atau golongan yang berpengaruh.
Apakah sesuatu yang telah terjadi akan terulang kembali, ataukah menjadi sebuah cerminan agar tidak terulang di masa yang akan datang. Disinilah tolak ukur budaya dapat kita cermati dan pahami sebagai unsur karakter yang telah terjadi di masa lampau.
Idealnya sebagai manusia mempunyai kesadaran untuk melangsungkan kehidupannya jauh lebih baik atas dasar warisan budaya yang dimiliki. Kemampuan manusia menjaga dan melestarikan budaya sangatlah tinggi nilainya, jangan sampai sebagian oknum manusia mengotori ranah suci budaya itu sendiri.
Sebagaimana sejarahnya manusia tercipta itu sebagai makhluk yang sempurna dengan dibekali cipta, rasa, dan karsa yang luhur, serta dituangkan pada pedoman darma atau aturan yang ditaati oleh semua umat manusia agar mereka bisa mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan hidup lebih teratur, seimbang, bijaksana sesuai pola Kesempurnaan Yang Maha Kuasa.
Kita tidak bisa kenal dengan budaya kita, kalau kita sendiri tidak mengetahui sejarah budaya kita sendiri. Seperti halnya budaya gotong royong yang sudah berjalan dari ratusan bahkan ribuan tahun lalu di tanah air kita tercinta ini, jadi salah satu indikasi bahwa ada peristiwa penting hingga teciptanya budaya gotong toyong itu sendiri.
Sulit rasanya di zaman sekarang kita bisa mempertahankan budaya gotong royong kalau berawal dari keuntungan semata, bukan terlahir dari hati nurani itu sendiri. Pada dasarnya budaya gotong royong mempunyai nilai yang tidak ada harganya, karena terkandung kekuatan yang begitu besar ibarat satu lidi bisa dipatahkan tetapi ketika lidi dijadikan sapu diikat bersama-sama sangat sulit untuk dipatahkan.
Oleh sebab itu lestarikanlah budaya kita karena budaya terlahir atas dasar cipta, rasa, dan karsa yang terjadi dari peristiwa masa lalu. Kita hanya sebagai penjaga warisan bukan untuk merubah warisan budaya yang terlahir dari sejarah bangsa kita.